Perjalanan kali ini rasanya akan sulit dilupakan. Banyak sekali hal-hal yang tak terduga terjadi. Yang paling epic, Jakarta-Jogja ditempuh dalam waktu hampir 24 jam. Pegal? Bukan lagi. Tapi dari perjalanan ini, ada banyak hal yang bisa dipetik.
Elf yang dipakai untuk ke Jogja
Perjalanan menuju Jogja
Langit terlihat indah di rest area Cirebon, 4:57 AM. Udaranya pun terasa sejuk cenderung dingin.
Ini acara utamanya. Menghadiri hari bahagia Fatur dan Holy. Venuenya bagus dan romatis. Acaranya intim dan menyenangkan sekali.
Usai dari nikahan, rombongan langsung cari cemilan di pusat kota Jogja. Akhirnya mampir ke Tempo Gelato yang legendaris ini.
Gelato jadi penutup hari yang terasa panjang. Jujur perjalanan panjang membuat tubuh terasa letih dan mengantuk. Akhirnya saya putuskan untuk pulang bersama beberapa kawan lainnya. Grup pun terbagi dua, ada yang balik ke vila dan ada juga yang melanjutkan obrolan di bar sekitar jalan Prawirotaman.
Keesokan harinya rombongan terpisah. Ada yang balik ke Jakarta, ada juga yang tetap tinggal di Jogja. Saya di tim yang kedua.
Sebelum berpisah jadi dua grup, kami berfoto dulu di depan vila. Pemiliknya ramah sekali.
Makan malam di House of Raminten. Selain menunya yang beragam dan enak-enak, konsep restoran ini pun unik.
Membuka hari berikutnya dengan sarapan di Kopi Klotok. Pilihan menunya banyak. Sayur lodehnya juara.
Makan di sini sistemnya prasmanan dan selalu ramai. Konsepnya seperti makan di kebun belakang rumah nenek. Seru.
Di hari itu, kami juga menyempatkan diri mampir ke Filosofi Kopi. Jujur suka banget sama interiornya, semua terasa pas. Terlebih, kursinya juga nyaman untuk diduduki berlama-lama.
Perjalanan ke Jogja secara tidak terduga jadi perjalanan yang menyenangkan di akhir-akhir.
1 thought on “Kala Itu di Jogja”
Jogja memang kota kenangan ya. Selalu rindu deh sama kota ini π
Jogja memang kota kenangan ya. Selalu rindu deh sama kota ini π